Sabtu, 04 Juli 2015

jum'at kliwon dan wage mata dan hati





Berbicara tentang bagaimana menjaga keimanan sangat erat kaitannya dengan pembicaraan bagaimana menjaga mata dan hati, karena mata adalah salah satu pintu masuknya “dosa” yang melemahkan iman, dan hati adalah tempat bersemayamnya iman.
Mata adalah panglima hati. Hampir seluruh perasaan dan perilaku awalnya dipicu oleh pandangan mata, bila dibiarkan mata memandang yang dibenci dan dilarang, maka pemiliknya berada di tepi jurang bahaya meskipun ia tidak sungguh-sungguh jatuh ke dalam jurang.
Kalau kita keluar rumah, hampir tidak lepas dari melihat hal-hal yang diharamkan dan dibenci oleh Allah, apalagi di jalan-jalan, taman-taman rekreasi, pasar dan pusat-pusat perbelanjaan. Demikian juga di dalam rumah. Apabila kita membuka stasiun televisi, hal-hal yang dibenci sudah menjadi suguhan dan santapan yang biasa.

Mungkin semua itu kita anggap sepele dan remeh, namun hal yang ringan dan remeh inilah yang terus bertumpuk-tumpuk sampai menggunung, yang meninggalkan karat-karat di dalam hati. Sehingga hati kita tertutup dan sinar iman pun tidak bisa menenmbus. Maka benarlah apa yang dikatakan seorang penyair: “semua peristiwa besar awalnya adalah mata. Lihatlah api yang besar awalnya dari percikan api”.

Seperti itu juga yang telah diungkapkan oleh para salafus shalih: “Banyak makanan haram yang bisa menghalangi orang melakukan shalat tahajjud di malam hari. Banyak juga pandangan kepada yang haram sampai menghalanginya dari membaca Kitabullah”
Dalam hidup ini kita pernah berhenti dirundung fitnah dan ujian, karena hakikat hidup ini adalah alam ujian. Maka mata adalah salah satu dari ujian itu, jika orang keliru menggunakan pandangan matanya berarti ia terancam bahaya besar, karena mata adalah pintu yang paling luas yang bisa memberi banyak pengaruh pada hati. Mata adalah penuntun, sementara hati adalah pendorong dan pengikut. Yang pertama, mata memiliki kenikmatan pandangan, sedang yang kedua, hati memiliki kenikmatan pencapaian. Dalam dunia nafsu, keduanya adalah sekutu yang mesra, jika terpuruk dalam kesulitan, maka masing-masing akan saling mencela dan mencerca.
Maka alangkah baiknya kita mendengarkan dialog antara mata dan hati seperti apa yang digambarkan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah:
Kata hati kepada mata:
“Kaulah yang menyeretku pada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kerlingan matamu ke taman dari kebun yang tak sehat. Kau salahi firman Allah, “Hendaklah mereka menahan pandangannya,” Kau salahi sabda Rasulullah SAW, “Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barang siapa meninggalkannya karena takut pada Allah, maka Allah akan memberi balasan iman kepadanya, dan akan merasakan kelezatan dalam hatinya,” (HR. Ahmad).
Tapi mata berkata:
"Kau zalimi aku dari sejak awal sampai akhir. Kau kukuhkan dosaku lahir dan batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan mengikuti jalan yang engkau tunjukkan. Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya dalam tubuh itu ada segumpal darah, jika ia baik, maka seluruh tubuh akan baik pula, jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati. (HR. Bukhari, Muslim).
Hati adalah raja. Dan seluruh tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik, maka baik pula pasukannya. jika rajanya buruk, buruk pula pasukannya. Hati kita adalah raja dan seluruh badan adalah pengikutnya. Tentu kita tahu bahwa rusaknya seluruh tubuh karena rusaknya hati dan baiknya tubuh karena baiknya hati. Dan sumber bencana yang sering menimpa hati kita adalah karena kita tidak memiliki cinta kepada Allah, tidak suka dzikir, tidak menyukai firman, asma dan sifat-sifat Allah. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya bukan mata yang buta tetapi yang buta adalah hati yang ada di dalam dada." (Q.S. Al-Hajj:46).
Menahan pandangan memang hal yang sangat sulit dan berat, akan tetapi buah dari memelihara pandangan adalah kenikmatan tiada tara. Diantara kenikmatan tersebut adalah:
1.      Memelihara pandangan mata menjamin kebahagiaan seseorang hamba di dunia dan akhirat.
2.      Akan memberikan rasa kedekatan dengan Allah SWT.
3.      Akan menghalangi pintu masuk syaitan ke dalam hati.
4.      Hati kita akan diliput oleh cahaya iman yang membuahkan ketenteraman dan kebahagiaan.
Uraian ini akan menjadi pepesan kosong yang tidak berarti kalau tidak iman yang menuntun kita memelihara mata dan membentuk suasana hati. Karena dalam kesendirian dan kesepian, kala tak ada orang mungkin sekali mata dan hati kita bisa berkhianat. Oleh sebab itu semua ini sangat tergantung pada tingkat keimanan dan kesadaran penuh akan "Ilmullah" (pengetahuan Allah).

"Dialah (Allah yang mengetahui (pandangan) mata khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati." (Q.S. Al-Mukmin: 19)
Akhirnya marilah kita renungkan hadits Rasulullah SAW:
ان تعبد الله كانك تراه فإن لم تكن تراه فإنه يراك
"Hendaklah engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya yakinlah bahwa Ia melihatmu."
Dan sebagai kesimpulan akhir:
1.      Bahwa hakikat kehidupan ini adalah ujian. Salah satu ujian yang paling besar adalah, mata, karena mata adalah salah satu pintu masuknya dosa.
2.      Memelihara pandangan adalah pencegahan yang pertama agar hati bisa terpelihara dan iman bisa stabil.
3.      Jika memang sudah terlanjur berbuat dosa, maka kita harus mebersihkan hati kita dengan dzikir, membaca shalawat, membaca Al-Qur'an, dan ibadah-ibadah lainnya.
Semoga kita diberikan kekuatan oleh Allah SWT untuk bisa menjaga pandangan kita dan diberikan hati yang bersih serta iman yang kuat. Wallahua’lam 

Sabtu, 27 Juni 2015

do'a akasyah / doa ilmu taubat yang lengkap



Doa Akasyah




Bismillaahir Rohmaanir Rohiim.
Alloohumma sholli ‘alaasayyidinaa muhammadiw wa ‘alaa aalihii washohbihii
Bismillaahin nuuri nuurun ‘alaa nuur. Alhamdulillaahil ladzii kholaqon nuuro wa anzalat tauroota ‘alaa jabalith thuuri sinina fii kitaabi masthuur.
Alhamdulillaahil ladzii bil ghinaa i madzkuur wabil ‘izzati waljalaali masyhuur. Wa ‘alas sarroo i wadl dlorroo i masykuur walhamdu lillaahilladzii kholaqos samaawaati wal ardo waja’alazh zhulumaati wannuur tsummalladziina kafaruu birobbihim ya’diluun.
Kaaf. Yaa. Aiin. Shood. Haa. Miim. Aiin. Siin. Qoof. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Yaa hayyu yaa qoyyuum. Alloohu lathiifum bi’ibaadihii yarzuqu Mayyasyaa u wahuwal qowiyyul ‘aziiz. Yaa kaafii kulli syaiin ikfinii washrif  ‘annii kulla syaiim biyadikal khoiru innaka ‘alaa syaiing qodiir. lloohumma yaa katsiron nawwaali wayaa daa imul washooli wayaa hasanal fi’aali wayaa rooziqol ‘ibaadi ‘alaa kulli haaliw wayaa badii’am bilaa mitsaaliw wayaa baaqim bilaa zawaalin najjinaa minal kufri wadldlolaali bihaqqi laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma ingdakholasy syakku fii iimaanii bika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu waaquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma ingdakholal kufru fii islaamii bika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma ingdakholasy syakku fii tauhiidii iyyaaka walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam
Alloohumma ingdakholal ‘ujbu wal kibru warriyaa u wassum’atu wannuqshoonu fii ‘amalii  laka walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam
Alloohumma ingdakholal kadzibu wal ghiibatu wan namiimatu wal buhtaanu ‘alaa lisaanii walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma ingdakholal khothrotu wal was wasatu fii shodrii walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma ingdakholat tasybiihu wattaqshiiru fii ma’riifatii iyyaaka walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.  Alloohumma ingdakholan nifaaqu fii qolbii minadz dzunuubil kabaa iri wash shoghoo iri kullihaa walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma indakholar riyaa u fii a’maalii wa aqwaalii walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa ‘amiltu ming suui walam 'alam bihi au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu l aa ilaaha illalloohu muhammadurrosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa arodtalii min khoiring falam asykurhu walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa qoddarta ‘alayya min amring falam ardlohu walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa an’amta ‘alayya minni’mating fa’ashoituka fiihi walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa aulaitanii min na’maaika faghofaltu ‘ang syukrika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu aaquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa aulaitanii min aalaaika falam iaddi haqqohu walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa manangta ‘alayya minal husnaa falam ahmadzka walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa ahbabta lii bihii ‘alayya minan nazhori fiika faghomadltu ‘anhu walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadurrosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa shona’tu fii ‘umrii bimaa lam tardlo walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
.
Alloohumma maa qoshortu min ‘amalii fii rojaaika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa laaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma ini’tamadtu ‘alaa hading siwaaka fisy syadaaidi walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma ini sta’angtu ghoiroka finnawaaibi walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma maa ashlaha fiisyanii bifadllika waroaituhu min ghoirika walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam.
Alloohumma ingzallat qodomii ‘anish shiroothi bissuali min ghoirika yutsabbitnii walam a’lam bihii au’alimtu tubtu anhu wa aslamtu wa aquulu laa ilaaha illalloohu muhammadur rosuululloohi shollalloohu ‘alaihi wasallam. Alloohumma yaa hayyu yaa qoyyuumu yaa hannaanu yaa mannaanu yaa dayyaanu yaa shulthoonu yaa laa ilaaha illaa angta subhaanaka innii kungtu minazh zhoolimiin. Fastajabnaa lahuu wanaj jainaahu minal ghommi wakadzaalika nungjil muminiin wazakariyya idznaa daarobbahuu robbi laa tadzarnii fardaw wa angta khoirul waaritsiin.
Alloohumma bihaqqi laa ilaaha illalloohu wabi’izzatihii
Wabihaqqil kursiyyi wasa’atihii
Wabihaqqil ‘arsyi wa’azhomatihii
Wabihaqqil qolami wajaroyaanihii
Wabihaqqil lauhi wahafazhotihii
Wabihaqqil miizaani wakhiffatihii
Wabihaqqish shiroothi wariqqotihii
Wabihaqqi jibrooiila Waamaanatihii
Wabihaqqi miikaaiila wasyafaqotihii
Wabihaqqi isroofiila wanafkhotihii
Wabihaqqi izrooiila waqobdhotihii
Wabihaqqi ridhwaana wajannatihii
Wabihaqqi maalikiw wajahannamihii
Wabihaqqi aadama washofwatihii
Wabihaqqa syiisyiw wanubuwatihii
Wabihaqqi nuuhiw wasifiinatihii
  Wabihaqqi ibroohiima wakhullatihii
  Wabihaqqi Ishaaqo wadiyaanatihii
Wabihaqqi Ismaa'iila wadzubiihatihii
Wabihaqqi ya'quuba wahasarotihii
Wabihaqqi yuusufa waghurbatihii
 Wabihaqqi muusaa wa aayaatihii
 Wabihaqqi haaruuna wahurmatihii
Wabihaqqi huudiw wahaibatihii
Wabihaqqi shoolihiw wanaa qotihii
Wabihaqqi luuthiw wajiirotih
Waibhaqqi yuunuusa sada'atihi
Wabihaqqi daaniyaala wakaroomatihii
Wabihaqqi zakariyya wathohaarotihii
Wabihaqqi 'iisaa wa ruu haaniyyatiihii
Wabihaqqi sayyidinaa muhammadil musthofaa shollalloohu ‘alaihi wasallama watsafaa’atihii.
Alloohumma yaa hayyu yaa qoyyuumu yaa laa ilaaha illaa angta subhaanaka innii kungtu minazhoolimiin. Fastajabnaa lahuu wanaj jainaahu minal ghommi wakadzaalika nungjil muminiin. Laa ilaaha illaa huwa ‘aalaihi tawakkaltu wahuwa robbul ‘arsyil ‘azhiim.
Hasbiyalloohu wani'mal wakiil, Ni'mal maulaa wani'man nashiir
Walaa haulaa walaa quwwata illa billaahil 'aliyyil 'azhiim
Robbanaa aatinaa fiddun nyaa hasanah, wa fil aakhiroti hasanataw waqinaa 'adzaa bannaar
Washollalloohu 'alaa khoiri kholqihii wanuuri 'arsyihii sayyidinaa wanabiyyina wasyafii'inaa muhammadiw wa'alaa aalihii washaabihii ajma'iin, birohmatika yaa arhamarroohimiin
Aamiin ..aamiin..yaa robbal'aalamiin

 


Rabu, 24 Juni 2015

populer solawat di kalangan muslimin


SHALAWAT- MUNJIYAT
الَّلهـُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِـناَ مُحَمَّـدٍ صَلَتً تُنْـجِـنَا بِهَا مِنْ جَـمِيـْعِ اَلْاَ هـوَالِ وَاَلْاَ فاَتِ ,
وَتـَقْضِى لَنَا بِـهـَا جَـمِيْعَ الْحَا جَاتِ ، وَتُـطَـهِـرُنَا بِهاَ مِنْ جَمِيعِ السَّـيِئاَ تِ،
وَتَرْ فَعُناَ بِهاَ اَعْلىَ الدَّ رَجاَتِ ، وَتُبَـلِّـغُـنَا بِهاَ اَقْصَ  الْغاَ ياَتِ، مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ
فِى الْحَياَتِ وَبَعْدَ الْمَماَتِ اِنَّكَ عَلىَ كُلِّ شَيئٍ قَـدِ يْرٌ.
ALLAHUMMA SHALLI ‘ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIN SHALATAN TUNJINAA BIHAA MIN JAMII’IL AHWALI WAL AFAATI, WATAQDHII LANAA BIHAA JAMI’IL KHAAJATI, WATUTHAHHIRUNAA BIHAA MIN JAMII’ISAYIATI, WATARFA’UNAA BIHAA A’LADDAROJAATI, WATUBALLIGHUNAA BIHAA AQSHALGHAYAATI, MIN JAMII’ILKHAIROTI FIL KHAYAATI WA BA’DALMAMAATI INNAKA
 ‘ALA KULLI SYAIYIIN QADIIRUN.
Artinya :
Ya Allah ,limpahkanlah rahmat kepadanjunjungan kita nabi Muhammad saw ,yang dengan rahmat itu engkau akan menyelamatkan kami dari semua keadaan yang mendebarkan dan dari semua cobaan, Engkau akan memenuhi semua hajat,Engkau akan mensucikan kami dari semua kesalahan,Engkau akan mengangkat derajad kami setingi tingginya,Engkau akan  sampaikan semua tujuan dari kebaikan pada wak

 



SHALAWAT IBRAHIMIYAH

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ
في العالمين إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

Teks latin: Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad kama shallayta ala sayyidina Ibrohim wa ala Sayyidina Ibrohim wa barik ala Sayyidina Muhammad wa ala Sayyidina Muhammad kama barakta ala Sayyidina Ibrahim wa ala ali Sayyidina Ibrahim fil alamina innaka hamidun majid.

Artinya : Ya Allah , berilah kasih saying kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Enfkau memberi kasih sayangmMu kepada junjungan kita Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah kepada junjungan kita nabi Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkati junjungan kita nabi Ibrahim dan kelurganya diantara makhluk makhlukmu, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia.


SHALAWAT NARIYAH TAFRIJIYAH

أللّهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ الّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Teks latin: Allahumma shalli sholatan kamilatan wasallim salaman tamman ala Sayyidina Muhammadin alladzi tanhallu bihil uqodu wa tanfariju bihil qurobu wa tuqdho bihil hawaiju wa tunalu bihir raghaibu wa husnul khawatimu wa yustasnal ghomamu biwajhihil karim wa ala alihi wa sahbihi fi kulli lamhatin wa nafasin bi adadi kulli maklumin laka

Artinya: Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.


SHALAWAT AL FATIH

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْفَاتِحِ لِمَا أَغْلَقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ, نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ والْهَادِي إِلَى صِرَاطِكَ الْمَسْتَقِيْمِ وَعَلىَ آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارُهُ عَظِيْمٌ

Teks latin: Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad al-fatihi lima ughliqo wal khatim lima sabaqa, nashiril haqqi bil haqqi wal hadi ila shiratikal mustaqim wa ala alihi haqqa qadrihi wa miqdarihil adzim

Artinya: Ya Allah curahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang dapat membuka sesuatu yang terkunci, penutup dari semua yang terdahulu, penolong kebenaran dengan jalan yang benar, dan petunjuk kepada jalanMu yang lurus.

Semoga Allah mencurahkan rahmat kepada beliau, kepada keluarganya dan kepada semua sahabatnya dengan sebenar-benar kekuasaanNya yang Maha Agung.


SHALAWAT MUNJIYAT

Bacaan shalawat munjiyat dapat dilihat
di sini!


SHALAWAT ANNUR ADZ-DZATI (النور الذاتي)

Oleh Abul Hasan Asy-Syadzili

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النُّورِ الذَّاتِي وَالسِّرِّ السَّارِي فِي سَائِرِ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ

Teks latin: Allahumma shalli wa sallim wa barik ala Sayyidina Muhammadin nuridz dzati wassirris sari fi sa'iril asma'i was sifat


SHALAWAT AL-KAMALIYAH

اللَّهُمَّ صَلِّ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ كَمَالِ الله وَكَمَا يَلِيقُ بِكَمَالِهِ

Teks latin: Allahumma shalli wa sallim wa barik ala Sayyidina Muhammadin wa ala alihi adada kamalillahi wakama yaliqu bikamalih


SHALAWAT AL-IN'AM

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ عَدَدَ إِنْعَامِ الله وَأِفْضَالِهِ

Teks latin: Allahumma shalli wa sallim wa barik ala Sayyidina Muhammadin wa ala alihi adada in'amillahi wa ifdhalih


SHALAWAT AHMAD AL-BADAWI

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نُورِ الأَنْوَارِ. وَسِرِّ الأَسِرَارِ. وَتِرْيَاقِ الأَغْيَارِ. وَمِفْتَاحِ بَابِ الْنَسَارِ. سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُخْتَارِ. وَآلِهِ الأَطْهَارِ. وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ. عَدَد نِعَمِ الله وَأِفْضَالِهِ

Teks latin: Allahumma shalli ala nuril anwar wa sirril asrar watiryaqil aghyar wa miftahi babil yasar Sayyidina Muhammadinil Mukhtar wa alihil at-har wa as-habihil akhyar adada niamillahi wa ifdhalih


HUKUM MEMBACA SHALAWAT

1. Wajib.
a. Hukum membaca
shalawat ibrahimiyah itu wajib (a) pada saat tahiyat akhir shalat. Baik shalat fardhu yang lima waktu maupun shalat sunnah.
b. Wajib membaca shalawat sekali seumur hidup.[1]
c. Wajib mengucapkan shalawat ketika mendengar nama Nabi Muhammad disebut, menurut pendapat Imam Tahawi.

2. Sunnah muakkad pada situasi di luar shalat.


DASAR HUKUM SHALAWAT

1. Qur'an Surah Al-Ahzab 33:56

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَ؄ُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Artinya: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.

2. Hadits:

أولى الناس بي يوم القيامة أكثرهم عليّ صلاة
Artinya: Sebaik-baik manusia padaku di hari kiamat adalah yang paling banyak membaca shalawat. (HR Tirmidzi)

3. Hadits:

البخيل من ذُكرتُ عندَه ثم لم يصلّ عليّ
Artinya: Orang yang pelit adalah orang yang tidak mengucapkan shalawat saat namaku disebut (HR Ahmad bin Hanbal dalam Musnad)


MAKNA DEFINISI SHALAWAT

Secara etimologis shalawat adalah bentuk jamak dari bentuk tunggal shalah (الصلاة) yang berarti doa (lihat: Al-Mu'jamul Wasith). Secara terminologis, shalawat memiliki sejumlah pengertian antara lain sebagai berikut:

a. Shalawat dari Allah kepada manusia yang bermakna memberi rahmat seperti dalam QS Al-Ahzab 33:43.
b. Shalawat dari malaikat kepada umat Islam (mukminin) yang bermakna permohonan ampun malaikut untuk umat Islam.
c. Shalawat dari seorang muslim kepada muslim yang lain yang bermakna doa seperti dalam QS At-Taubah 9:103.
d. Shalawat dari manusia kepada Allah yang bermakna ibadah khusus pada Allah dalam waktu dan cara tertentu sesuai syariah seperti dalam QS Al-Kautsar 108:2.

Ibnu Hajar al-Makki menyimpulkan makna shalawat sebagai berikut: shalawat dari Allah berarti rahmat, dari malaikat dan manusia berarti doa atau permohonan rahmat untuk Nabi Muhammad.[2]

====================